Minggu, 27 Maret 2011

Kristal

Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, Kristal berarti zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
            Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatan-ikatan atom/ion secara kimiawi. Susunan daripada ikatan-ikatan tersebut tergantung pada : jenis dan macam unsur kimia yang terikat. Jarak ikatan antar atom tersebut tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang memberikan ciri khas pada bahan-bahan Kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai sifat listrik/magnetis.
Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk/terjadi sebagai akibat proses kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :
-          proses pendinginan à pembekuan
-          proses evaporasi à penguapan
dalam keadaan (air & gas/uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan atom/ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai.
Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia).

2.2       Daya Ikat dalam Kristal
            Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat. Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals.

2.3       System Kristal
Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu: jumlah sumbu kristal, letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain, parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah :
1.            Sistem isometrik (Cubic = Tesseral = Tessuler)
Sistem ini juga disebut sistem reguler bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus  atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya tiga dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjang. Sistem kubus ini terbagi menjadi lima kelas, yaitu :
1.kelas hexoctahedral 2.kelas hextetrahedral 3.kelas gyroidal 4.kelas diploidal 5.kelas tetartoidal
Kelas Hexoctahedral
Ø  Kelas : ke-32
Ø  Simetri : 4/m 3bar 2/m
Ø  Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi dengan 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar dua. Dengan 9 bidang utama dan 1 pusat.
Ø  Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Ø  Sudut : ketiga-tiganya 900
Ø  Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.
Ø  Mineral yang Umum : flurit, galena, intan, tembaga, besi, timah, platina, perak, emas, halit, bromargyrit, kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok garnet, sebagian besar kelompok spinel, uraninit dan lain-lain.
Kelas Hextetrahedral
Ø  Kelas : ke-31
Ø  Simetri : 4bar 3 m
Ø  Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6 bidang kaca.
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
Ø  Sudut : ketiga sudutnya = 90o
Ø  Bentuk Umum : empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.
Ø  Mineral yang Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit, rhodizit, dan lain-lain.
Kelas Giroid
Ø  Kelas : ke-30
Ø  Simetri : 4 3 2
Ø  Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga, dan 6 sumbu putar dua
Ø  Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Ø  Sudut : ketiga-tiganya 90o
Ø  Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.
Ø  Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal amoniak.
Kelas Diploidal
Ø  Kelas : ke-29
Ø  Simetri : 2/m 3bar
Ø  Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, 3 bidang kaca dan satu pusat.
Ø  Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Ø  Sudut : ketiga-tiganya 900
Ø  Bentuk Umum : diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron, rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.
Ø  Mineral yang Umum : pyrite, kobaltit, kliffordit, haurit, penrosit, tychit, laurit, dan lain-lain
Kelas Tetartoidal
Ø  Kelas : ke-28
Ø  Simetri : 2 3
Ø  Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga sumbu putar dua.
Ø  Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Ø  Sudut : ketiga-tiganya 90o
Ø  Bentuk Umum : tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
Ø  Mineral yang Umum : changcengit, korderoit, gersdorffit, langbeinit, maghemit, micherenit, pharmacosiderit, ullmanit, dan lain-lain.

2.            Sistem Orthorombik
Sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda.Sistem orthorombik dibagi menjadi tiga kelas simetri, yaitu : 1.Kelas orthorombik dipiramidal 2.Kelas orthorombik disphenoidal 3.Kelas orthorombik piramidal
Kelas Orthorombik Dipiramidal
Ø  Kelas : ke-8
Ø  Simetri : 2/m 2/m 2/m
Ø  Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.
Ø  Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
Ø  Sudut : sudut antara ketiganya = 90o
Ø  Bentuk Umum : orthorombik dipiramid, prisma, dan pinakoid silang.
Ø  Mineral yang Umum : kelompok barit, termasuk belerang, olivine, staurolit, andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit, sillimanit, zoisit, adamit, dan burit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.
Kelas Orthorombik Disphenoidal
Ø  Kelas : ke-7
Ø  Simetri : 2 2 2
Ø  Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar.
Ø  Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
Ø  Sudut : sudut antara ketiganya = 90o
Ø  Bentuk Umum : orthorombik disphenoid, orthorombik prisma, dan pinakoid silang.
Ø  Mineral yang Umum : epsomit
Kelas Orthorombik Piramidal
Ø  Kelas : ke-6
Ø  Simetri : 2 m
Ø  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang.
Ø  Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
Ø  Sudut : sudut antara ketiganya = 90o
Ø  Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : hemimorfit, bertrandit, enargit, natrolit, dan prehnit.

3.            Sistem Hexagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120 satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Bagaimanapun sistem heksagonal dan sistem trigonal tak serupa dengan lima sistem kristal yang lain dalam hubungan antar perpotongan sumbu kristalnya. Sementara sistem yang lain menggunakan tiga sumbu perpotongan kristal, sistem heksagonal dan trigonal menggunakan empat sumbu berpotongan. Dengan enam sudut pada bidangnya dan satu sumbu vertikalnya. Ketiga sumbunya memotong tegak lurus terhadap sumbu utama kristal yang membujur vertical dan disebut a1, a2, dan a3. Perpotongannya simetri membentuk sudut 120o antar bagian positif tiap sumbu. Pada sistem ini tidak ada perbedaan antara sumbu positif dan negatifuntuk setiap sumbu a membuat sebuah sudut 60o antara perpotongan. Bagaimanapun juga, bila ada perbedaan sumbu maka akan membentuk sistem trigonal, sebagai pembeda dengan heksagonal.Terdapat tujuh kelas dalam sistem ini, yaitu ;1.Kelas Dihexagonal Dipyramidal 2.Kelas Hexagonal Trapezohedral 3.Kelas Dihexagonal Pyramidal 4.Kelas Ditrigonal Dipyramidal 5.Kelas Hexagonal Dipyramidal 6.Kelas Trigonal Dipyramidal 7.Kelas Hexagonal Pyramidal
Kelas Dihexagonal Dipyramidal
Ø  Kelas : ke-20
Ø  Simetri : 6/m 2/m 2/m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu pusat.
Ø  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Ø  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o
Ø  Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o
Ø  Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal dipiramid, diheksagonal prisma, heksagonal prisma dan dasar pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit kakohenit, seng, fluoserit dan lain-lain.
Kelas Hexagonal Trapezohedral
Ø  Kelas : ke-19
Ø  Simetri : 6 2 2
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua
Ø  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Ø  Sudut : semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o
Ø  Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o
Ø  Bentuk Umum : heksagonal trapesohedron, heksagonal dipiramid, diheksagonal prism, heksagonal prism, dan pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum :rhapdopane, quetzalcoatlit, quintinit-2H, dan beta-kuarsa.
Kelas Dihexagonal Pyramidal
Ø  Kelas : ke-18
Ø  Simetri : 6 m m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri.
Ø  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Ø  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o
Ø  Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o
Ø  Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism, heksagonal prism dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : zincit, moissanit, taafeit, greenockit, dan wurtzit.
Kelas Ditrigonal Dipyramidal
Ø  Kelas : ke-17
Ø  Simetri : 6bar 2m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4 bidang simetri.
Ø  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Ø  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o
Ø  Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o
Ø  Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism, heksagonal prism dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : benitoit, belkovit, konnelit, baringerit, basnasit, hidroksil basnasit, ofretit dan lain-lain.
Kelas Hexagonal Dipyramidal
Ø  Kelas : ke-16
Ø  Simetri : 6/m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.
Ø  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Ø  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o
Ø  Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o
Ø  Bentuk Umum : heksagonal dipyramid, heksagonal prisma, dan basal pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : agardit, hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, dan kelompok apatit (apatit, mimetit, vanadinit, dan pyromorpit)
Kelas Hexagonal Dipyramidal
Ø  Kelas : ke-15
Ø  Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.
Ø  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Ø  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o
Ø  Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o
Ø  Bentuk Umum : trigonal dipiramid, trigonal prism, dan basal pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : hanya mineral-mineral jarang laurelit, liotit, dan reederit-(Y).
Kelas Hexagonal Pyramidal
Ø  Kelas : ke-14
Ø  Simetri : 6
Ø  Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
Ø  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Ø  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o
Ø  Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o
Ø  Bentuk Umum : hexagonal pyramid, heksagonal prism, dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : nephelin, kankrinit, erionit, berthierit, dan gyrolit.

4.            Sistem Trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.Sistem trigonal terbagi menjadi lima kelas sistem, yaitu :1.Kelas Hexagonal Scalenohedral 2.Kelas Trigonal Trapezohedral 3.Kelas Ditrigonal Pyramidal 4.Kelas Rhombohedral 5.Kelas Trigonal Pyramidal Kelas.
Trigonal Scalenohedral
Ø  Kelas : ke-13
Ø  Simetri : 3bar 2/m
Ø  Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Ø  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o
Ø  Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Ø  Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prisma, hexagonal prisma, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum, hematit, bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit, dan millerit.
Kelas Trigonal Trapezohedral
Ø  Kelas : ke-12
Ø  Simetri : 3 2
Ø  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Ø  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o
Ø  Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Ø  Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism, ditrigonal prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.
Kelas Ditrigonal Pyramidal
Ø  Kelas : ke-11
Ø  Simetri : 3m
Ø  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Ø  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o
Ø  Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Ø  Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal pyramid, trigonal prism, ditrigonal prism, dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk didalamnya pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.
Kelas Rhombohedral
Ø  Kelas : ke-10
Ø  Simetri : 3bar
Ø  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Ø  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o
Ø  Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Ø  Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit, ilmenit, dioptase, willemit, dan phenakit.
Kelas Trigonal Pyramidal
Ø  Kelas : ke-9
Ø  Simetri : 3
Ø  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Ø  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o
Ø  Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Ø  Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam kelas ini.

5.            Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.Sistem monoklin dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :1.Kelas prismatic 2.Kelas sphenoidal 3.Kelas domatik
Kelas Prismatic
Ø  Kelas : ke-5
Ø  Simetri : 2/m
Ø  Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus.
Ø  Sumbu : tidak ada yang sama panjang.
Ø  Sudut : a dan b = 90˚, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Ø  Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : akanthit, aktinolit, aegirin, azurite, allamit, annabergit, arsenopyrit, biotit, borak, boulangerit, brazilianit, brochantit, butlerit, calaverit, carnotit, catapleit, caledonit, celsian, klinoklas, kriolit, datolit, diopside, gypsum, manganit, olivenit, psilomelan, rosasit, talc, wolframit, titanit, dan lain-lain.
Kelas Sphenoidal
Ø  Kelas : ke-4
Ø  Simetri : 2
Ø  Elemen Simetri : 1 sumbu putar.
Ø  Sumbu : tidak ada yang sama panjang.
Ø  Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Ø  Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit, franklinfurnaceit, goosekrecit, mesolit, rinkit, wollastonit-2M dan lain-lain.

Kelas Domatik
Ø  Kelas : ke-3
Ø  Simetri : m
Ø  Elemen Simetri : 1 bidang simetri.
Ø  Sumbu : tidak ada yang sama panjang.
Ø  Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Ø  Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin), klinohedrit, natron, neptunit, skolosit, dan lain-lain.

6.            Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Sumbu tersebut dinamai seperti pada sistem orthorombik yaitu a, brachyaxis; b, makroaxis; dan c, vertical axis. Sumbu c membujur vertical, sumbu b melintang dari kiri ke kanan, dan sumbu a melintang menuju pengamat. Sistem triklin terbagi menjadi dua kelas, yaitu :1.Kelas pinakoid 2.Kelas pedial
Kelas Pinakoid
Ø  Kelas : ke-2
Ø  Simetri : 1bar
Ø  Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
Ø  Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
Ø  Bentuk Umum : pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : albit, ambligonit, anapait, andesine, babingtonit, bustamit, colinsit, inesit, jamesit, labradorit, rhodonit, dan lain-lain.
Kelas Pedial
Ø  Kelas : ke-1
Ø  Simetri : 1
Ø  Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
Ø  Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
Ø  Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
Ø  Bentuk Umum : pedion.
Ø  Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan lain-lain.
7.         Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus.
Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).Sistem kristal tetragonal dapat dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu :1.Kelas Ditetragonal Dipyramidal 2.Kelas Tetragonal Trapezohedral 3.Kelas Ditetragonal Pyramidal 4.Kelas Tetragonal Scalahedral 5.Kelas Tetragonal Dipyramidal 6.Kelas Tetragonal Disphenoidal 7.Kelas Tetragonal Pyramidal
Kelas Ditetragonal Dipyramidal
Ø  Kelas : ke-27
Ø  Simetri : 4/m 2/m 2/m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 4 sumbu putar dua, 5 sumbu simetri.
Ø  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Ø  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o
Ø  Bentuk Umum : ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : apophylit, autunit, meta-autunit, torbernit, meta-torbernit, xenotime, carletonit, plattnerit, zircon, hausmannit, pyrolusit, thorite, anatase, rilit, dan casiterit dan lain-lain.
Kelas Tetragonal Trapezohedral
Ø  Kelas : ke-26
Ø  Simetri : 4 2 2
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.
Ø  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Ø  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o
Ø  Bentuk Umum : tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : wardit dan kristobalit
Kelas Ditetragonal Pyramidal
Ø  Kelas : ke-25     
Ø  Simetri : 4 m m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 4 bidang simetri.
Ø  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Ø  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o
Ø  Bentuk Umum : ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal pyramid, dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : diaboleit, diomignit, fresnoit, hematophanit, dan routhierit.
Kelas Tetragonal Scalahedral
Ø  Kelas : ke-24
Ø  Simetri : 4bar 2 m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, dan 2 bidang simetri.
Ø  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Ø  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o
Ø  Bentuk Umum : tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : kalkopirit dan stannit termasuk akermanit, hardistonit, melilit, urea, luzonit, pirquitasit, renierit, dan tetranatrolit..
Kelas Tetragonal Dipyramidal
Ø  Kelas : ke-23
Ø  Simetri : 4/m
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 1 bidang simetri.
Ø  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Ø  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o
Ø  Bentuk Umum : tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : scapolit, wulfenite, vesuvianit, powellit, narsarsukit, meta-zeunerit, leucit, fergusonit, dan scheelit.
Kelas Tetragonal Disphenoidal
Ø  Kelas : ke-22
Ø  Simetri : 4bar
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.
Ø  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Ø  Sudut : semsuanya memiliki sudut 90o
Ø  Bentuk Umum : tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.
Ø  Mineral yang Umum : cahnit, minium, nagyagit, tugtupit, dan beberapa yang jarang seperti krookesit, meliphanit, schreibersit, dan vincentit
Kelas Tetragonal Pyramidal
Ø  Kelas : ke-21
Ø  Simetri : 4
Ø  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.
Ø  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Ø  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o
Ø  Bentuk Umum : tetragonal piramid, tetragonal prisma, dan pedion.
Ø  Mineral yang Umum : wulfenit (diragukan), pinnoit, piypit, richelit, dan stenhuggarit.

2.4       Simetri kristal Unsur-unsur
Dari tujuh sistem kristal masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi klas-klas kristal yang jumlahnya 32 klas.. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal memiliki tujuh kelas, dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin memiliki tiga kelas  tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Penentuan klas-klas kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:
1. Bidang simetri
2. Sumbu simetri
3. Pusat simetri
2.4.1   Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri diagonal.
2.4.2    Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya. Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (3), empat tetragire (4), heksagire (7) dan seterusnya. Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal. Nilai simetri giroide disingkat tetragiroide (4) dan heksagiroide (7). Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu. Bila tiga tribar (3), empat tetrabar (4), heksabar (7), dan seterusnya.
2.4.3   Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya. Pada ke tujuh macam sistem kristal terdapat unsur-unsur yang membentuknya. Unsur-unsur pada sistem kristal adalah segala sesuatu yang terdapat atau menyusun suatu sistem kristal. Unsur-unsur pembentuk sistem kristal tersebut adalah:
2.4.3.1          Rusuk Kristal
Rusuk adalah suatu garis lurus yang dibentuk antara dua bidang pada kristal yang berdekatan. Menurut aturan yang berlaku, pada kristal terdapat beberapa bentuk perusukan. Rusuk-rusuk tersebut adalah rusuk vertikal, rusuk horisontal yang mengarah ke utara-selatan atau timur-barat atau ke arah lain, dan rusuk dengan arah serong atau miring yang tidak vertikal maupun horisontal.
2.4.3.1          Bidang Kristal
Bidang pada kristal terbentuk dari rusuk-rusuk yang terangkai secara teratur. Bidang-bidang yang tersusun secara paralel disebut dengan daerah (daerah kristalografi) pada suatu kristal. Kita dapat menggambar secara paralel suatu garis khayal yang terletak di dalam daerah. Garis tersebut disebut dengan sumbu dan daerah yang dilewatinya disebut daerah sumbu. Semakin banyak daerah pada suatu kristal, maka semakin banyak pula daerah sumbunya. Setiap daerah sumbu mengindikasikan daerah pada kristal, seperti daerah vertikal dengan sumbu horisontal, daerah horisontal dengan daerah sumbu vertikal, dan daerah yang miring. Misalkan pada gambar 1 bidang a, b, c, h, dan lainnya, tergabung menjadi suatu daerah dengan daerah sumbu C. Bidang a, g, e, n, dan lainnya membentuk daerah juga dengan daerah sumbu B. Bidang c, d, e, dan lainnya membentuk daerah dengan daerah sumbu A. Bidang c, f, g, k membentuk daerah dengan daerah sumbu D dan bidang c, m, n, p dan lainnya membentuk suatu daerah dengan dearah sumbu E, dan lain sebagainya.Setiap bidang pada suatu daerah selalu paralel dengan daerah sumbu. Garis normal yang digambar dari suatu titik pada suatu daerah sumbu akan tegak lurus dengan daerah sumbu tersebut dan oleh sebab itu terletak pada suatu bidang datar melewati titik awal dari garis normal pada daerah sumbu. Bidang datar tersebut disebut dengan daerah bidang datar. Suatu lingkaran yang digambar dari zona bidang datar dengan titik awal berada di tengah lingkaran disebut sebagai suatu daerah lingkaran. Lingkaran tersebut terbagi menjadi beberapa busur. Busur tersebut diukur dari garis normal yang saling berdekatan. Sudut yang menghasilkan busur tersebut tercipta dari dua garis normal yang saling berdekatan dan sudut tersebut disebut sebagai sudut antarbidang kristal di antara dua permukaan Kristal


2.4.3.2          Sudut Kristal
Sudut kristal adalah sudut yang terbentuk antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan di satu titik yang besarnya selalu tetap. Besar sudut tersebut selalu tetap karena sifat fisik kristal bergantung pada susunan atomnya dan besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi sifat fisik kristal tersebut. Sudut kristal berfungsi untuk menentukan wujud kristal sehingga kita bisa mengklasifikasikan kristal tersebut lebih lanjut.

1 komentar: