Minggu, 27 Maret 2011

FASE HIDROTHERMAL


Pengertian Hidrothermal
Hidrothermal adalah larutansisa magma yang bersifat "aqueous" sebagaihasildifferensiasi magma.Hidrothermalini kaya akanlogam-logam yang relatifringan, danmerupakansumberterbesar (90%) dari proses pembentukanendapan-endapanbijih.
Proses Hidrothermal yaitu air panas yang naik akibat proses magmatik ataupun dari proses lainnya seperti air meteorik atau yang terbebaskan pada suatu proses malihan. Air panas tersebut dapat melarutkan unsur logam dari batuan yang dilaluinya, kemudian diendapkan di suatu tempat pada temperatur yang lebih rendah, sebagian besar cebakan mineral berasal dari proses ini.
Sirkulasi hidrotermal dalam arti yang paling umum adalah sirkulasi air panas, sedangkan Yunani yang berarti air dan "termos 'berarti hydros' panas '. sirkulasi hidrotermal terjadi paling sering di sekitar sumber panas di dalam kerak bumi. Hal ini umumnya terjadi di dekat gunung berapi aktivitas, tetapi dapat terjadi pada kerak dalam berhubungan dengan intrusi granit , atau sebagai hasil dari orogeny atau metamorfosis .
Selain itu dapat juga menghasilkan ubahan pada batuan yang dialirinya. Larutan hidrotermal mempunyai peranan penting dalam pembentukan cebakan mineral yang berharga, dengan membentuk urat-urat dan alterasi batuan. Cebakan mineral berharga hasil larutan hidrotermal lebih banyak dijumpai dari pada tipe lainnya. Komposisi utama dari larutan hidrotermal adalah air.
Airnya selalu mengandung garam-garam, sodium khlorida, potassium khlorida, kalsium sulfat, dan kalsium khlorida. Kadar garam yang terlarut sangatlah bervariasi, mulai dari salinitas air laut yaitu 3.5% berat sampai puluhan kalinya. Larutan yang sangat “asin” (barin, kadar garam tinggi) dapat melarutkan sedikit mineral yang tamoaknya tidak larut seperti emas, kalkopirit, galena dan sfalerit.
Larutan hidrotermal terjadi dalam beberapa cara. Salah satunya peleburan magma yang terjadi oleh parsial basah yang mendingin dan mengkristal, air yang menyebabkan peleburan parsial basah dilepaskan. Namun tidak sebagai air murni, tetapi mengandung semua unsure yang dapat larut yang terdapat pada magma seperti NaCl dan unsure kimia: emas, perak, tembaga, timbal, zinc, merkuri dan molybdenum, yang tidak terikat kuarsa, feldspar, dan mineral lain dengan substitusi ion. Suhu yang tinggi meningkatkan efektifitas larutan yang sangat asin ini untuk membentuk endapan mineral hidrotermal.
Model Konseptual Reservoir Panasbumi
Gambar 1
Proses Hidrothermal
Endapan mineral yang terbentuk dari volkanisme pematang tengah samudra dinamakan volcanogenic massive sulfide deposits. Batuan kerak samudra yang kaya akan piroksen menghasilkan larutan mengandung Cu dan Zn.Hasilnya, endapanvolcanogenic massive sulfidekaya akan copper dan zinc. 
Pada black smokers, cairan hydrothermal yang naik berwarna hitam disebabkan oleh partikel sufida besi dan presipitasi mineral lain merupakan cerobongnya dari larutan yang mendingin oleh air laut yang dingin. Struktur seperti cerobong terdiri dari pyrite, chalcopyrite, dan mineral bijih lainnya diendapkan oleh larutan hydrothermal.
Volkanisme dan panas merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu wajar bila banyak endapan mineral berasosiasi dengan batuan volkanik panas yag dimasuki air yang bersirkulasi di kedalaman, yang berasal dari air hujan atau air laut. Banyak sekali endapan mineral dijumpai pada bagian atas tumpukan volkanik, yang diendapkan saat larutan hidrotermal bergerak naik, mendingin dan mengendapkan mineral bijih.
Saat larutan hidrotermal bergerak perlahan ke atas larutan akan mendingin sangat lambat. Jika mineral terlarut diendapkan (precipitated) dari larutan ini akan menyebar jauh dan luas sehingga tidak cukup terkonsentrasi membentuk endapan bijih. Namun apabila larutannya bergerak cepat seperti melalui rekahan yang terbuka pada massa batuan yang hancur (shattered) atau lapisan tefra porous dimana aliran agak lancer pendinginannya dapat berlangsung secara tiba-tiba dan pada jarak yang pendek. Presipitasi cepat cepat dan konsentrasi mineral menghasilkan cebakan mineral. Pengaruh lainnya adalah penurunan tekanan yang cepat, mengubah komposisi larutan karena bereaksi dengan batuan di sekitarnya, dan mendingin akibat bercampur dengan air laut dapat juga menyebabkan presipitasi cepat dan membentuk konsentrasi cebakan.
Gambar 2
Lingkungan Pengendapan endapan hydrothermal
Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150-225oC). Pada dasarnya sistem panas bumi jenis hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy).
Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Adanya suatu sistim hidrothermal di bawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya manifestasi panasbumi di permukaan (geothermal surface manifestation), seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mud pools), geyser dan manifestasi panasbumi lainnya, dimana beberapa diantaranya, yaitu mata air panas, kolam air panas sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak dll. Manifestasi panasbumi di permukaan diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida panasbumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan.



Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya, sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa. Sistim dua fasa dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap. Sistim dominasi uap merupakan sistim yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan poripori batuan masih menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya. Sistim dominasi air merupakan sistim panas bumi yang umum terdapat di dunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan walaupun “boiling” sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Dibandingkan dengan temperatur reservoir minyak, temperatur reservoir panasbumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai 3500oC. Berdasarkan pada besarnya temperatur, Hochstein (1990) membedakan sistim panasbumi menjadi tiga, yaitu:
1.       Sistem panasbumi bertemperatur rendah, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung fluida dengan temperatur lebih kecil dari 1250C.
2.       Sistem/reservoir bertemperatur sedang, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur antara 1250C dan 2250C.
3.       Sistem/reservoir bertemperatur tinggi, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur diatas 2250C.
Sistim panas bumi seringkali juga diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistim entalpi rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada kenyataannya tidak berdasarkan pada harga entalphi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur mengingat entalphi adalah fungsi dari temperatur.

Endapan Mineral Bijih Hidrotermal
Sumber dari endapan mineral biji adalah masalah klasik dari geologi, dan telah menjadi perdebatan selama lebih dari 3 abad. Lebih tepatnya, sebagian besar masalah belum terpecahkan, untuk mineral bijih banyak memerlukan bentuk sam asal dalam cara yang berbeda. Beberapa metode sangat nyata dari yang lainnya . yang terbentuk pada temperature yang lebih tinggi daripada temperature Tidak ada misteri, contohnya proses mekanik yang menunjukan akumulasi di suatu tempat di bagian hulu, atau reaksi kimia yang menyebabkan besi menjadi bagian dari tanah yang berlumpur atau aluminium yang terkonsentrasi dalam bauksit. Tapi dari masalah dari mana asal bijih muncul bersamaan dengan tingkat kesulitan tertentu. Terutama mineral normal di permukaan bumi. Pada endapan mineral ini kita arahkan perhatian.
Kebanyakan endapan mineral terbentuk pada temperature yang sedang sampai temperature tinnggi berasosiasi dengan batuan beku, dan asalnya sangat berhubungan dengan proses magmatik. Beberapa mineral bijih dapat terakumulasi langsung dari proses difernsiasi magma: horizon dari kromit ditemukan dalam lapisan intrusi mafic. Seperti di Bushfield, daerah di Afrika Selatan, sebagai contohnya. Lebihnya adalah endapan logam yang dalam transportasinya dilakukan oleh air danterlarut dalam cairan dan suatu saat akam terakumulasi menjadi suatu lapisan endapan yang kita temukan. Salah satu sumber air yang mengandung material residu dari proses kristalisai magma. Sumber dari logam yang mungkin dari hujan meteorit atau air laut yang bersirkulasi pada kedalaman yang tinggi atau didekat tubuh intrusi. Atau air yang terperangkap dalam suatu formasi sediment. Atau sebagai volatile yang perpecah dari prose metamorfisme. Apapun sumber mereka larutan yang memiliki temperatur hangat ini disebut fluida hidrotermal, dan mineral bijih yang mungkin terendapkan adalah mineral bijih hidrotermal.
Dan kami mengarahkan mineral hidrotermal dalam bahasan ini hanya menjadi satu jenis mineral, tapi jenis yang paling penting adalah yang telah menjadi kebutuhan peradaban industrialisai. Ada juga endapan mineral yang mengarah pada prinsip geokimia yang bisa dijadikan aplikasi disini kesalahpahaman dari proses fisika dan kimia bertanggungjawab atas proses tarnspotasi dan kandungan dari sebuah formasi endapan mineral bijih. Dan kemudian untuk pergerakan logam di lingkungan permukaan yang dimana endapan tersebut telah tersingkap oleh proses pelapukan dan erosi.

Larutan Pembentuk Bijih
Salah satu petunjuk datang dari mata air panas dan cairan fumarole. Di sejumlah tempat fluida ini hadir mengendapkan sejumlah kecil mineral bijih logam. Dan kesimpulannya sangat rasional bahwa mineral bijih tersebut sama dengan lepisn endapan yang ada dibawah permukaan bumi. Pada mata air panas mineral bijih diendapkan dari suati larutan, pada fumarrole ia mengkristal bersamaan denga keluarnya gas. Bukti – bukti kuat menunjukan bahwa mineral bijih diendapkan dari cairan atau larutan superkritikal lebih banyal dari[ada gas. Khususnya untuk meyakinkan observasi bahwa di banyak tempat endapan, mineral telah tergantikan oleh mineral karbonat atau mineral silica. Mengartikan bahwa karbinat dan silica telah tergerakan oleh larutan pembentuk bijih, dan pembawaan mineral oleh gas telihat sukar. Pada endapan dimana asosiasi mineral mengindikasikan temperature yang rendah dari suatu formasi. Transport logam dan pemilihan kelompok mineral dalam gas sangat tidak mungkin sekali.

Volatil dari Mineral Bijih
Volatile dari suatu mineral logam khususnya klorida, bersamaan dengan teori yang serupa bahwa air yang kaya akan gas akan memisahkan dira denga tahapan yang lambat, pada proses pendinginan magma. Membuat transport gas untuk bijih logam kemungkinan kecil pada awal temperature tinggi untuk konsentrasi logam. Pengendapan akhir dari bijih mungkin adalah langkah akhir dari proses komplek yang terjadi dimana logam teruapkan, terpilah, terlarutkan, tertransportkan, dan terpisah–pisah. Momen sebuah sekuen seperti ini suatu waktu dapat di observasi di suatu tempat di sekitar fomarole.
Dalam bentuk bagaimana logam berada, apakah dalam gas temperatur tinggi. Kemungkinan tertinggi adalah klorida. Sejak semua kandungan dapat terbentuk dengan pemilahan dari gas magmatik. Klorida dari sekian banyak logam berat adalah volatile. Dalm berbagai kombinasi, logam munkin berada dalam magma yang membeku (oksida, sulfida, sulfat, dan silikat), klorin atau klorida hidrogen dalam keadaaan uap dapat membentuk kandungan volatile yang mampu menajan logam dalam gas dalam bermacam–macam konsentrasi. Ini dapat dibuktikan dengan menghitung tekanan uap dari logam kloroda dalam persamaan reaksi
PbS + 2HCl --> PbCl2(g) + H2S
Perhitungannya adalah berbanding lurus. Mungkin kebanyakan endapan memiliki sejarah yang panjang . logamnya berasal dari bawaan gas yang menjadi bagian dari suatu larutan dan terbawa dalm bentuk ini ke temperature yang lebih rendah atau pada suatu wilayah dimana larutan tercampur dengan larutan yang berasal dari sumber yang berbeda. Pada perhitungan, menunjukan bahwa volatile dapat menjadi factor utama dalam keadaan temperature tinggi , uap mengisi ingklusi dalam batuan beku.
Kompleksitas Logam Dalam Larutan Hidrotermal
Sebuah prosedur yang mungkin di[pakai dari kesetimbangan reaksi antara material, untuk mengevaluasi transport dari cairan magma. Untuk menmgendapkan pada temperature antara 500 – 5000oC, di mana hubungan geologi dan eksperimen laboratorium dapat memberikan bukti yang jelas mengenai sifat dari pengendapan larutan bijih dalam bentuk cairan. Meskipun dalam kristalisasi batuan beku yang meleleh atau airtanah yang terpanaskan dari meteor atau berasal dari air laut atau air yang terekstraksi dari batuan sedimen atau metamorf.
Pada cairan yang bersirkulasi di dalam rekahan dan celah dari batuan sekitar. Temperaturnya dalam jarak yang umum adalah beberapa ratus derajat dan komposisinya sama dengan mata air panas dan air yang dipompakan di area geothermal.

Tipe – tipe endapan hidrotermal
Endapan Hypothermal, terbentuk pada suhu yang cukup tinggi (300–5000C), biasanya pada kedalaman yang cukup dalam pada kerak bumi. Tipe endapan hipotermal ialah Vein tin (cassiterite), tungsten (Scheelite dan wolframite), serta molibdenit
EndapanMesothermal, terbentuk pada suhusedang (200 –3000C). Endapan mesotermal pada umumnya membawa sulfida–sulfida dari besi, timbal, zinc dan copper, dengan mineral gangue umumnya ialah kuarsa atau karbonat seperti kalsit, rodokrosit atau siderit. Banyak urat–urat (vein) pembawa emas (gold–bearing vein) penting merupakan endapan mesotermal
EndapanEpithermal, terbentuk pada suhu yang rendah (50–2000C). Endapan epitermal merupakan penghasil utama dari antimoni (Stibnit), merkuri (sinabar), perak (native silver, dan silver sulfida), dan emas

Tipe Alterasi Hidrotermal
Alterasi merupakan peristiwa ubahan komposisi mineralogi batuan (pengertian sederhananya). Syarat umum terjadinya alterasi itu adalah fluida, umumnya fluida ini membawa unsur-unsur mineralisasi. Jadi jika salah satu kondisi temperature dan tekananan tinggi terpenuhi bisa terjadi alterasi. Kenapa perlu tekanan atau temperatur tinggi, 2 faktor ini yang dominan bisa memutuskan ataupun dekomposisi ikatan kimia dimineral tersebut. Salah satu dari temperature atau tekananan tinggi saja bisa terjadi alterasi, dan fluida yang membawa unsur mineral lain. Selain itu temperature rendah disini bukan seperti temperature air biasa. jarang sekali pada suhu kondisi atmospheric terjadinya alterasi.
a.    Propylitic:(Chlorite, Epidote, Actinolite)
Alterasi Propylitic mengubah batuan menjadi hijau, karena mineral baru terbentuk berwarna hijau.  Mineral tersebut adalah chlorite, actinolite and epidote.  Mineral tersebut terbentuk dari dekomposisi Fe-Mg seperti biotite, amphibole or pyroxene, walaupun bisa tergantikan oleh feldspar.  Alterasi Propylitic relatif terjadi pada low temperatures.
b.    Sericitic:(Sericite)
Alterasi Sericitic mengubah batuan menjadi mineral sericite, merupakan mika putih yang sangat halus.  Alterasi ini terbentuk oleh dekomposisi feldspars, sehingga menggantikan feldspar. Di lapangan, kehadirannya pada batuan dapat dideteksi oleh kelembutan batu, seperti yang mudah digores. Terasa berminyak ketika mineral ini banyak, dan warna putih, kekuningan, coklat keemasan atau kehijauan.  Alterasi Sericitic menunjukkan kondisi low pH (acidic).
Perubahan terdiri dari kuarsa + sericite disebut “phyllic” alterasi. Alterasi ini terkait deposit phophyry tembaga yang mungkin berisi cukup halus, pyrite yang disebarkan secara langsung terkait dengan peristiwa perubahan.
c.    Potassic:(Biotite, K-feldspar, Adularia)
Alterasi Potassic relatif terjadi pada high temperatureyang merupakan hasil pengayaan Potassium.  Bentuk alterasi ini bisa terbentuk sebelum kristalisasi magma selesai, biasanya berbentuk kusutan dan agak terputus-putus oleh pola vein. Alterasi Potassic bisa terjadi lingkungan plutonic dalam, dimana orthoclase akan terbentuk, atau daerah dangkal, lingkungan vulkanik dimana adularia terbentuk.
d.    Albitic:(Albite)
Perubahan Albitic membentuk albite atau sodic plagioclase. Hal ini mengindikasikan  keberadaan pengayaan Na.  Tipe alterasi ini juga terjadi pada high temperature. Kadang-kadang white mica paragonite (Na-rich) bisa terbentuk juga.
e.    Silicification (Silikifikasi):(Quartz)
Silicification merupakan proses penambahan silica (SiO2) sekunder.  Silicification salah satu tipe alterasi yang paling umum terjadi dan dijumpai dalam bentuk yang berbeda-beda. Salah satu bentuk yang paling sering dijumpai adalah “silica flooding”, merupakan hasil pergantian batuan dengan microcrystalline quartz (chalcedony).  Porositas besar dari batuan akan memfasilitasi proses ini. Selain itu bentuk dari silicfication adalah pembentukan rekahan dekat spasi dalam jaringan atau stockworks yang berisi quartz.  Silica flooding dan atau stockworks kadang-kadang hadir dalam wallrock sepanjang batas quartz vein (urat kuarsa). Silicification dapat terjadi melalui berbagai temperature.
f.     Silication:  (Silicate Minerals +/- Quartz)
Silication terminolig umum untuk penambahan silica dengan bentuk berbagai mineral silika. Hal ini berasosiasi dengan kuarsa. Seperti pembentukan biotite atau garnet atau tourmaline. Silication bisa terjadi pada daerah berbagai temperatur. Contoh klasik pergantian limestone (calcium carbonate) dengan mineral silicate berbentuk sebuah “skarn”, yang biasanya terjadi pada kontak intrusi batuan beku. Sebuah subset khusus dari silication dikenal “greisenization”.  Bentuk dari tipe batuan ini disebut  “greisen”, yang mana batuan terdiri dari parallel veins dari quartz + muscovite + mineral lain (seringnya tourmaline).  Parallel veins merupakan bentuk pada zona atap dari sebuah plutonik. Dengan veining yang intensif (banyak), beberapa wallrocks bisa tergantikan sepenuhnya oleh mineral baru yang sama dengan pada sebuah vein.
g.    Carbonatization (Karbonatisasi):  (Carbonate Minerals)
Carbonitization terminologi umum untuk penambahan beberapa mineral karbonat. Umumnya calcite, ankerite, and dolomite. Carbonatization biasanya juga berasosiasi dengan penambahan mineral lain seperti talc, chlorite, sericite dan albite. Alterasi Carbonate bisa berbentuk pola zonal sekeliling deposit ore dengan kaya besi.
h.    Alunitic:  (Alunite)
Alterasi Alunitic terkait erat dengan lingkungan sumber mata air panas.  Alunite merupakan sebuah mineral potassium aluminum sulfate yang cederung membentuk ledges di beberapa daerah. Kehadiran alunite mendukung berisi gas SO4 yang banyak, hal ini terjadi karena oksidasi mineral sulfida.
i.      Argillic:  (Clay Minerals)
Alterasi Argillic memperkenalkan beberapa variasi dari mineral lempung seperti kaolinite, smectite and illite. Alterasi Argillic umumnya pada low temperaturedan sebagian mungkin terajadi pada kondisi atmospheric. Tanda-tanda awal alterasi argillic adalah bleaching out (pemutihan) feldspar.
Subkategory spesial dari alterasi argillic adalah “advanced argillic”.  Kategori ini terdiri dari kaolinite + quartz + hematite + limonite.  feldspars tercuci and teralterasi menjadi sericite.  Keberadaan alterasi ini menunjukkan kondisi low pH (highly acidic). Pada higher temperatures, mineral pyrophyllite (white mica) terbentuk pada dalam kaolinite.
j.      Zeolitic:  (Zeolite Minerals)
Alterasi Zeolitic sering berasosiasi dengan lingkungan vulkanik tetapi bisa terjadi  pada jarak yang jauh dari lingkungan ini. Pada lingkunagan vulkanik, mineral zeolite menggantikan matriks glass (kaca). Mineral Zeolite merupakan mineral low temperature, jadi mineral ini terbentuk selama tahap redanya aktifitas vulkanik pada daerah dekat permukaan.


k.    Serpentinization and Talc Alteration:  (Serpentine, Talc)
Serpentinization membentuk serpentine, yang softness, waxy, kehijauan, dan massive. Tipe alterasi ini hanya ditemukan ketika batuan asal adalah batuan mafic atau ultramafic.  Tipe batuan ini relatif memiliki kandungan besi dan magnesium yang banyak.  Serpentine merupakan mineral low temperature.  Talc hampir sama dengan mineral serpentine, tetapi penampakanya berbeda sedikit (pale to white).  Alterasi Talc mengindikasi sebuah magnesium konsentrasi magnesium yang tinggi selama proses crystallization terjadi.
l.      Oxidation:(Oxide Minerals)
Oxidation merupakan pembentukan semua mineral oksidal.  Yang paling umum dijumpai adalah hematite and limonite (oksida besi), tetapi banyak jenis bisa terbentuk, tergantung kandungan metal di dalamnya.  Sulfida mineral sering terlapukkan dengan mudah karena rentan dengan oksidasi dan digantikan oleh oksida besi.  Oksida terbentuk dengan mudah pada permukaan atau dekat permukaan diman oksigen pada atmosfer lebih mudah tersedia. Temperature oksidasi bervarisi.  Ini bisa terjadi pada permukaan atau kondisi atmosferik atau bisa terjadi pada low to moderate temperature dari fluidanya.
Tabel 1
Alterasi–alterasi yang terjadi pada fase hidrotermal
(Browne, 1982)
Kendaraan
BatuanSamping
HasilAlterasi
Epithermal
Batugamping
Lava


BatuanBekuIntrusi
Silisifikasi
Alunit, clorit, pirit, beberapasericit,
mineral – mineral lempung

Klorit, epidot, kalsit, kwarsa, serisit,
mineral – mineral lempung
Mesothermal
Batugamping
Serpih, lava

Batuanbekuasam


Batuanbekubasa
Silisifikasi


Selisifikasi, mineral – mineral lempung

Sebagian besar serisit, kwarsa, beberapa mineral lempung
Serpentin, epidotdanklorit
Hypothermal
Batugranit, sekis lava
Greissen, topaz, mikaputih, tourmalin, piroksendan amphibole

Paragenesisendapanhipothermaldan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat
Sedangkanparagenesisendapanmesothermaldan mineral gangue adalah :stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sbsulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dankalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, danpirit.
Paragenesisendapanephitermaldan mineral ganguenyaadalah : native cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pbkomplekssulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat)

1 komentar: